SEKULARISME VS POLITIK ISLAM: STUDI PERBANDINGAN KEMAJUAN NEGARA-NEGARA MAYORITAS MUSLIM DAN NON-MUSLIM
Keywords:
Sekularisme, Politik Islam, Negara Mayoritas Muslim, Kemajuan Negara, Studi KomparatifAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan kemajuan antara negara-negara yang menganut sistem sekularisme dengan negara-negara yang menjadikan Islam sebagai dasar politik dan hukum dalam pemerintahan. Negara sekuler dicirikan oleh pemisahan antara agama dan negara, di mana sistem politik dan hukum dijalankan secara rasional, netral, serta berbasis prinsip-prinsip hukum positif tanpa intervensi doktrin keagamaan. Dalam negara-negara sekuler, ada pemisahan yang jelas antara aspek keagamaan dan pemerintahan, sehingga sistem hukum dan politik berjalan berdasarkan logika, tanpa pengaruh ajaran agama, dan berpegang pada hukum positif. Hal ini diyakini membuka ruang yang lebih besar untuk kebebasan berpikir, inovasi, dan tata kelola pemerintahan yang transparan. Keadaan ini diperkirakan akan memberikan peluang lebih luas bagi kebebasan berkreasi, penemuan penemuan baru, serta pengelolaan pemerintahan yang jelas dan terbuka. Sebaliknya, dalam banyak negara mayoritas Muslim, hukum negara sering kali dikombinasikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Di sisi lain, di banyak negara dengan populasi Muslim mayoritas, undang-undang yang berlaku sering kali dipadukan dengan kaidah syariah Islam. Walaupun demikian, beberapa negara yang menerapkan sistem tersebut malah menghadapi masalah seperti pemerintahan yang otoriter, korupsi yang merajalela, serta rendahnya pengaruh supremasi hukum. Keadaan ini menimbulkan pertanyaan krusial: apakah penerapan politik Islami menjadi penghalang bagi kemajuan suatu negara, atau ada elemen lain yang lebih berpengaruh terhadap tingkat perkembangan suatu bangsa? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, penelitian ini mengambil pendekatan kualitatif didukung dengan data kuantitatif dari berbagai negara, terutama yang berhubungan dengan indikator kemajuan seperti indeks demokrasi, tingkat transparansi pemerintah, pendidikan, dan kondisi ekonomi. Melalui pendekatan studi komparatif, tulisan ini berusaha menemukan hubungan antara jenis sistem politik (sekuler dibandingkan dengan Islam) dengan kemajuan suatu negara, serta mengeksplorasi faktor-faktor non-religius yang berperan dalam pencapaian atau kegagalan suatu bangsa. Diharapkan, hasil dari penelitian ini akan memberikan wawasan yang lebih mendalam dan kritis tentang interaksi antara agama, politik, dan pertumbuhan nasional dalam skala global.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Uni Sa’adati

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.